Selasa, 14 September 2010

HIDROPONIK

1.Sejarah Hidroponik

Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang cerah,baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor. Penerapan hidroponik secara komersial di Indonesia dimulai tahun 1980 di Jakarta untuk memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi. Saat ini ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang hidroponik. Antara lain:PT.Saung Mirwan,Parung
Farm,PT.Joro,Putri
Segar,Amazing
Farm,PT.Bandung
Farmer
Internasional,dan HMI Fruits & vegetables.
2. Pengertian dan Pengenalan Hidroponik

Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang sekam/pasir. Karena media yang digunakan bukan tanah,nutrisi yang diperlukan tanman berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang memiliki unsur hara yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak perlu berkeliling ladang yang luas untuk perawatan dan panen. Hidroponik merupakan salah satu alternatif bagi petani yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk becocok tanam.
Pada dasarnya semua tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi pada akhir-akhir ini tanaman
yang paling banyak dihidroponikkan adalah tanman buah dan sayur karena dilihat dari


segi ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat menghasilkan keuntungan yang lumayan. Selai itu, kualitas dan kuantitas produksi / hasil panen lebih tinggi dibanding dengan media tanah.

Pada prinsipnya tempat yang digunakna untuk budidaya hidroponik adalah dimana saja. Bahkan kita bisa membuat tanaman hidroponik di taman rumah kita. Karena hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Dan juga kita dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dan kita juga tak perlu khawatir hasil panen hilang. Karena kita dapat menjaga dan memantau tanaman hidrponik dari rumah.
Berikut ini, langkah-langkah dan cara-cara pembudidayaan hidroponik.

3. Persiapan Persemaian
3.1. Membuat kotak semai
Kotak semai dibuat untuk menyemai tanaman / bibit tanman yang akan di hidroponik. Pembuatan kotak semai tidak telalu sulit dan juga tidak memerlukan alat dan bahan yang susah dicari. Kotak semai dapat dibuat dari papan berukuran panjang
100 cm., lebar
15 cm dan tinggi 5 cm.

Setelah menyiapkan kotak semai kita akan membuat tungku pembakar. Tungku pemakar ini berfungsi untuk membuat sekam akan digunakan untuk media hidroponik. Tungku pembakar dapat dibuat dari kaleng roti yang sisinya dilubangi agar nyala api bisa keluar.
Setelah tungku dibuat, kita akan membuat arang sekam yaitu media hidroponik yang
sekam sebagai bahannya dapat diperoleh dari penggilingan padi. Langkah membuatnya :
1. Bahan bakar (kertas,kayu) diisikan dalam tungku pembakar.
2. Kemudian tungku pembakar ditimbun dengan sekam hingga yang tersisa pipa yang ada di atas tungku.
3. Bahan bakar dinyalakan.
4. Sekan akan ikut terbakar kemudian sekam dibalik agar tidak menjadi abu dan sekam rata menajdi arang.
5. Setelah merata sekam yang telah menjadi arang disemprot dengan air.
6. Setelah dingin sekam siap digunakan.
Selain sekam media hidroponik juga diperlukan pasir steril, yaitu pasir yang telah dicuci
dalam suatu wadah,ditiriskan kemudian dijemur sampai kering.

















4. Persemaian
4.1. Menyiapkan Benih

Benih yang akan ditanam secara hidroponik misalnya tomat dan cabai. Dipilih benih yang bermutu tinggi. Agar hasil yang didapat maksimal dan pertumbuhannya tidak terhambat. Benih dapat ditemukan di toko pertanian. Kemudian benih yang telah dipilih dimasukkan dalam pestisida (larutan) agar terhindar dari gangguan jamur yang menyebabkan benih tidak tumbuh, larutan dnegan konsentrasi 0,02% (2cc/liter) selama 15 menit.
4.2. Menyemai
Kotak semai diisi dengan media arang sekam & pasir kemudian dibuat lubang benih
sedalam 0,5 cm dengan jarak 4 cm.
4.3. Perawatan
Agar pertumbuhan bibit selama persemaian sempurna, kita harus merawatnya dengan
baik, seperti :
1. penyiraman bibit agar tidak kering

2. pembersihan dai rumput.
Penyiraman ini dilakukan sampai bibit berumur 15 hari.
4.4. Pemindahan Bibit Bibit yang berumur 15 hari sudah dapat dipindahkan kedalam pot kecil. Bibit yang baik memiliki ciri-ciri : warna daun hijau,bentuk batang lurus dan kekar,bibit tidak diserang hama/penyakit. Bibit yang dipilih dipindahkan kedalam pot satu pot satu bibit. Pot bisa menggunakan gelas air mineral. Bibit yang telah dipindah dirawat sampai berumur 30 hari.
5. Penanaman

Penanaman dapat menggunakan polybag. Yaitu yang digunakan untuk penanaman yang terbuat dari bahan plastik. Polybag yang digunakna berukuran 30 x 35 cm kemudian di isi arang sekam dan pasir sebanyak ¾ bagian kemudian pot kecil dari gelas air mineral di buka. Usahakan agar media tanam ikut dimasukkan kedalam polybag.

Setelah dipindah, kita akan segera membuat larutan nutrisi,karena budidaya hidroponik menggunakan bahan makanan beupa larutan nutrisi. Larutan diperlukan tanaman secara kontinu. Oleh karena itu, larutan nutrisi dibuat dalam jumlah cukup,sebagian diperlukan tanaman/dibeikan,sebagian merupakan stock (persediaan).
Macam-macam larutan nutrisi menurut pengelompokkan pembeian pada tanaman
adalah :
- stock A

– Ca (NO3).4H2O (Kalsium Nitrat)
- HNO3 (Asam Nitrat)
- FeSO4 (Ferrum Sulfat)
- Stock B

– H3PO3 (Asam Phospat)
- KNO3 (Kalium Nitrat)
- KH2PO4 (Kalium Hidrogrn Phospat)
- MgSO4 (Magnesium Sulfat)
- H3BO3 (Asam Borat)
- (NH4)6Mo7O4 (Amonium Molibdat)
- ZnSO4 (Seng Sulfat)
- CuSO4 (Kupri Sulfat)
- K2SO4 (Kalium Sulfat)
- Stock C
– CO (NH3) (Urea

6. Perawatan
6.1. Pemberian Nutrisi

Nutrisi diberikan dengan interval 3 kali sehari yaitu pagi hari, dari pukul 06.00 – 08.00, siang hari pukul 12.00 – 13.00 dan sore hari pukul 15.00 – 16.00 sebanyak 1 liter tiap tanaman.
6.2. Pengajiran
Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak keatas dan memperoleh sinar

matahari secara optimal.
Cara pengajiran :
-
Mingikat batang tanaman (dibawah daun pertama)
-
Melilitkan tali kasur pada batang tanaman.
6.3. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan yaitu memotong bagian tanaman yang terganggu oleh hama dan penyakit,
dilakukan setiap 2 kali sehari.
6.4. Pengendalian hama dan penyakit

Agar tanaman tidak terserang penyakit & merusak tanaman, ada baiknya kita menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit. Jika kita memantau tanaman setiap hari, kita akan segera tahu tanaman yang tekena hama & penyakit. Dan kita segera bertindak dengan cara membuang bagian yang terserang hama & penyakit. Jika sudah tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan dengan cara penyemprotan.

7. Panen

Panen harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan hasil panen. Sebagai contoh tomat yang akan digunakan untuk sayur biasanya dipanen pada waktu masih muda, sedangka tomat yang dikomsumsi untuk buah dipanen pada saat tomat sudah masak.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar